Bahwa; “kematian…” ujarnya,
“adalah harum yang tak bisa dipadamkan.”
Siksaanku adalah
tidak untuk mempercayai diri
dalam keselarasan
Berjalan sendiri
mencari sebelah kaki
untuk diselimuti
memburu sebelah sepatu
yang lebih baru
Kabut dan berita pagebluk
Pohon-pohon memerah
Sungai dan jalan setapak
Retak-retak. Dan waktu
Yang menggantung di
Balik punggung adalah
Kepompong tua berdebu.
“Siapakah orang yang mampu menciptakan puisi yang amat dahsyat di dunia hingga saat ini? Hingga saat ini puisi itu masih menggetarkan?” Sontak saya hanya tertegun.
read moredi bibir karma, ah! musik diskotik,
pil ekstasi, tari telanjang dini hari
jarum jahanam meluncur dari gorden biru,
ritus suci bagi rengek kuda,
Tuan sangka dengan membuat saya terhempas
Maka saya akan terlepas, tempias. Masih ada
Tangan yang tak Tuan lihat, yang menopang
Saya dalam dendam dan nasib buruk ini.
Ada polisi di jalan
ada malaikat di awan
ada joki kuda yang pake sutra.
Kesetiaan adalah sinar desa yang benderang
sebuah kabar mengubar pesona gunung Maratus
dari kejauhan yang merabun di kaki awan