
Puisi-Puisi Ilda Karwayu
pensiun
pendar pola-hidup-ideal
di kepala amat awet
tubuh lembap dan berhantu.
sinar mata redup
bus-bilangan menepi. menunggumu
masuk. sebelum usia kehabisan setrum
2021
naksir
kunang-kunang: pulang ke sarang
kembang-kembang: kelopaknya terbang
di tepi ranjang, kesadaranku ngambang
menimbang-nimbang semayam di mana
hari ini. tiada saksi aksi kesadaranku
ia kerap pulang berwujud doraemon
atau gadis berkerudung merah
mungkin angin bersekutu dengannya:
membalutmu dengan tanya selamanya
2021
xeroderma
demi
menyerap cara ungkap para padi
mesti bangun pagi tubuhku ini
aroma embun aku rindu, tapi
mimpi tak ingin mati dibunuh
salakan kelompok anjing
kini tubuh pagiku bangun di bawah
bulan berjerawat dan ia duduk di kloset,
membaca kerak-kerak amonia;
jelmaan olenka-budi darma
2021
sexual selection
saling kita
menantang. mereka
menentang. kami
anteng saja
menenteng stigma
2021
paranggi pergi
menggeser sedikit kesetiaan
yang menghalangi sinar senangsenang
sedang kulakukan ketika umbu landu
tak lagi menunggu di ambang kejujuranku
tapi terus saja sengaja mengeja:
karena kesetiaanlah maka jinak mata
dan hati pengembara
kupikir ‘kan selalu aku ditunggu
2021