Fb. In. Tw.

Piknik Pintar ala Ngampar Boekoe

Catatan Tono Viono*

 

Rutinitas harian yang padat menjadikan banyak orang memilih Minggu sebagai hari istimewa untuk piknik berlibur, jalan-jalan, olahraga atau sekadar bermalas-malasan. Alhasil, banyak ruang publik yang pada hari Minggu pagi disulap menjadi sarana olahraga, liburan, bahkan pasar dadakan. Salah satu dari sekian banyak tempat tersebut adalah Taman Rakyat Pemkot Cimahi.

Tidak ada salahnya jika di Minggu pagi anda mencoba datang ke tempat yang satu ini. Di sekelilingnya tumbuh pohon-pohon rindang yang membuat suasana pagi semakin segar. Masyarakat sekitar Cimahi banyak datang untuk senam, bulu tangkis dan jogging di jogging track yang membulat di sekeliling taman. Selain itu di sini terdapat komunitas-komunitas yang berkumpul memajangkan hobinya di sini.

Anak-anak membaca buku yang disedikan komunitas Ngampar Boekoe. (Foto: Asep Purnama)

Anak-anak membaca buku yang disedikan komunitas Ngampar Boekoe. (Foto: Asep Purnama)

Salah satu komunitas yang dapat anda temukan di sini adalah sebuah komunitas bernama Ngampar Boekoe. Komunitas ini merupakan sebuah wadah alternatif membaca di publik. Sesuai dengan namanya, pengunjung Taman Rakyat bisa membaca buku-buku yang sudah ngampar di sini. Buku yang tersedia pun beragam dari mulai Koran Minggu, buku tebal sampai yang selesai dalam sekali duduk. Genre dan jenis bukunya pun bermacam-macam; komik nusantara, buku anak, kajian agama, sastra (novel, cerpen, sajak), motivasi, populer, teori/kajian budaya bahkan filsafat. Anda bisa memilih buku sesuai dengan selera dan kebutuhan.

Untuk tempat duduk jangan khawatir, karena pengurus Ngampar Boekoe sudah menyiapkan tempat duduk dari karpet atau terpal agar anda merasa nyaman dan tetap bisa menikmati kesejukan suasana taman. Anda bisa duduk nyaman sambil sarapan dari warung yang menjajakan makanan ringan di sekitar taman. Selain itu juga pengurus Ngampar Boekoe biasa menyediakan kompor kecil untuk menjerang air. Pembaca tinggal membawa sebungkus kopi atau teh kemudian meminta air panas dari pengurus. Voila, jadilah secangkir kopi atau teh manis sebagai teman baca anda.

Pengunjung membaca sajak diiringi musik karinding. (Foto: ASep Purnama)

Pengunjung membaca sajak diiringi musik karinding. (Foto: ASep Purnama)

Komunitas yang berdiri sejak Desember 2014 ini memiliki semangat perubahan untuk menjadikan masyarakat semakin cinta buku dan membaca. Ketika mengobrol dengan Urip, salah seorang pegiat dari komunitas ini, ia mengutarakan keinginannya untuk menjadikan peran buku fisik (buku cetakan, pen.) tidak kalah saing dengan buku atau bacaan digital yang semakin menguasai masyarakat di era pasca modern ini.

“Idenya sederhana, ketika saya melihat buku-buku di rumah sudah mulai berdebu dan sudah bosan dibaca, saya juga ingin orang lain membacanya. Ditambah sudah banyaknya orang yang lebih autis dengan gadget ketimbang dengan buku, di situ kadang saya merasa sedih,” tambahnya sambil tertawa.

Memang, semakin tergesernya buku fisik oleh perkembangan teknologi menjadikan masyarakat kurang menghargai informasi dan ide intelektual penulisnya. Semakin meluapnya informasi yang ada di media menjadikan masyarakat limbung karena harus pandai memilih informasi. “Barangkali masyarakat kita lebih memilih bertanya kepada Google dibanding buku. Jadi sudah saatnya kita rindu pada wangi buku saat kita balik halamankan, pinggiran buku yang semakin keriting ketika kita harus bolak-balik membacanya, atau bekas ingatan dari tumpahan kopi di lembarannya,” tambahnya puitis.

Hiburan dari grup karinding Mekar Saluyu dari Jurusan Pendidikan IPS UPI. (Foto: Asep Purnama)

Hiburan dari grup karinding Mekar Saluyu dari Jurusan Pendidikan IPS UPI. (Foto: Asep Purnama)

Selain agenda rutinan tersebut, komunitas yang memiliki tagline “Ngopi, Baca, Ngobrol” ini juga mengadakan diskusi rutinan setiap dwi mingguan. Anda pun bisa ikut bergabung dalam diskusi yang memang ditujukan bagi siapa saja yang berkunjung ke Taman Rakyat ini. Ngobrol santai ini berbicara tentang banyak hal dan yang penulis ikuti baru-baru ini ketika berkunjung ke Ngampar Boekoe adalah diskusi tentang kebudayaan Sunda dan alat musik karinding. Acara ngobrol bertajuk “#Dia.Lo.Gue 4: Ngariksa Budaya Sunda” ini diisi oleh grup karinding Mekar Saluyu dari Jurusan Pendidikan IPS UPI. Sambil membaca, kita bisa ikut ngobrol dan bertanya-tanya tentang sejarah, kegunaan dan ikut memainkan alat musik khas Sunda ini. Bahkan seorang pengunjung ikut membacakan sajak diiringi lantunan mistis dari karinding.

“Secara total, kami sudah menyelenggarakan sekitar lima kali forum dan itu terbuka bagi umum,” pungkas Urip.

Jadi tak perlu bingung kemana waktu Minggu anda harus habiskan, karena Ngampar Boekoe bisa dijadikan alternatif piknik yang murah meriah dan bermanfaat. Selain itu tentunya anda akan mendapat ilmu dan informasi terbaru di Minggu pagi. Ingat, piknik tak perlu harus ke pantai, cukup di Ngampar Boekoe anda bisa berkeliling dunia dengan buku, GRATIS![]

*Penulis adalah pengunjung mingguan taman kota

Foto: Asep Purnama

KOMENTAR
Post tags:

Media untuk Berbagi Kajian dan Apresiasi.

You don't have permission to register