Fb. In. Tw.

Buah Puting

Pohon buah puting di Royal Family Village, Chiang Rai, Thailand

Pohon buah puting di Royal Family Village, Chiang Rai, Thailand. (Yussak Anugrah)

Jujur, saya baru pertama melihat buah dengan bentuk yang sangat unik di dunia. Buah ini saya lihat di Royal Family Village saat melakukan City Tour bersama rombongan International Student, Universitas Mae Fah Luang, ke beberapa tempat di Chiang Rai (27/9/2014).

Warna dan bentuknya benar-benar provokatif. Buah ini mampu mengalihkan perhatian saya dari keindahan pemandangan di tempat yang kami kunjungi untuk beberapa saat.

Karena penasaran kemudian saya berselancar mencari informasi tentang buah ini. Menurut Wikipedia, nama ilmiah buah itu adalah Solanum Mammosum. Tetapi nama populernya adalah Nipple Fruit, Titty Fruit, dan Cow’s Udder. Bahkan, ada sebutan yang lebih terasa tajam untuk buah ini, yaitu Apple of Sodom.

Masyarakat Cina menyebut buah ini dengan ‘terong berjari lima’. Sedangkan, di Jepang buah ini disebut ‘wajah rubah’. Setiap masyarakat dengan latar kebudayaan berbeda memang berhak untuk memberi nama sesuai dengan perspektif mereka. Bebas.

Buah yang aslinya berasal dari daerah Amerika Selatan ini masih sekerabat dengan tomat dan kentang. Dari segi pencitraan dan tampilan buah itu memang mengundang selera, sayangnya tidak untuk dimakan.

Di Trinidad, buah ini dijadikan obat tradisional, di antaranya untuk obat dalam merawat kaki para atlet. Tapi kadang-kadang buah ini juga bisa digunakan selayaknya deterjen.

Sedang di Cina, entah itu Cina Taipei; Cina Daratan; atau Hong Kong, buah ini dimanfaatkan sebagai dekorasi saat festival keagamaan dan saat perayaan Tahun Baru Cina.

Buah yang tidak bisa dikonsumsi karena cenderung beracun ini, jika berada di tangan manusia yang pandai mengeksplorasi dan mengeksploitasi, buah dengan banyak sebutan ini tetap akan memiliki manfaat yang luar biasa dan artistik pula.

Saya sendiri lebih senang menyebut buah ini dengan buah puting.[]

Sumber Foto: Yussak Anugrah

Pernah mengajar Bahasa Indonesia di Universitas Mae Fah Luang, Chiang Rai, Thailand. Saat ini dia sedang merintis sebuah ruang baca, seni, dan budaya bernama Rumah Baca Manyar di kampung Seuseupan, desa Sindangsari, Ciranjang-Cianjur.

Comments
  • Bahuy

    Eksploitasi dan eksplorasi dong buahnyaaa

    9 Oktober 2014

Sorry, the comment form is closed at this time.

You don't have permission to register