
Puisi-Puisi Setyaningsih
Konten
Sampai siang ini, dia telah memulung 48K likes dan 205K views. 1.02 M subscribers menunggunya kepedasan mukbang bakso aci. Video pernikahannya banjir ucapan. Video kehamilan anak pertama diincar iklan.
Besok, dia mengunggah video lari pagi sambil panen daun bawang di pekarangan. Dia merekam adegan memasak sup ayam dan makan bersama keluarga. Rumah berlantai dua dibangun setelah menyukseskan orangtua berangkat haji.
Meski hampir lupa membangun garasi, dia membeli mobil mewah yang kelak dikendarai menembus jalan macet ke surga.
“Alhamdulillah,” ucapnya.
“Jangan lupa like dan subscribe ya, gaes!
Keluargaku, kontenku.”
Kartu Keluarga
“Selamat pagi! Mana arah menuju alamat kartu keluarga?”
“Belok kanan setelah perempatan kepatuhan, mimpi, kesepian, dan rindu. Setelah 150 meter, masuk Gang Selamanya di kiri jalan. Kartu keluarga ada di kanan jalan. Sebuah rumah tanpa pekarangan, bunga mawar, dan pohon mangga.”
“Ingat-ingat jalan kembali ke sini.
Sewaktu-waktu, kamu mungkin mau melarikan diri.”
Piknik Keluarga
Keluarga ke-891 memasuki area parkir Z. Bapak ingin lekas berganti celana renang. Ibu berencana memotret air. Anak pertama mengeluh kehabisan daya ponsel. Anak kedua merengek minta balon Doraemon.
“Selamat datang di Arena Bahagia. Silakan berdiri di lingkaran hijau. Kami akan mengecek suhu dan menyemprotkan serum kebersamaan. Rasanya sedikit dingin dan nyeri. Mohon ditahan sebentar.”
Keluarga ke-891 merapat. “Dalam hitungan ketiga, tolong tetap tersenyum. Stiker Anda sekeluarga akan kami tempel di kaca mobil bagian belakang.” Ayah berusaha tersenyum. Ibu lebih berusaha tersenyum. Anak pertama terpaksa tersenyum. Anak kedua lebih terpaksa tersenyum.
“Selesai. Terima kasih. Selamat menikmati efek jangka pendek serum kebersamaan dari kami.”
Doa Pernikahan
Dia mati-matian berdoa agar tidak ada tambahan bobot di timbangan sembari menuntaskan hasrat kenyang di Rumah Makan Sederhana.
“Jika kelak kami menyerah sebagai dua manusia yang berjanji hidup bersama, izinkan kami menyembuhkan trauma sebagai diri sendiri. Amin!”
Pesta Pernikahan
Dia hanya terlalu bahagia sampai lupa pada alegori klise yang dilontarkan pelantang jelek pada hari terpenting ketiga setelah kelahiran dan kematiannya:
“Selamat menempuh hidup baru yang penuh kerikil dan batu-batu.”
Kolom Pernikahan
Dia telah sampai di kolom pernikahan. Selingkar melati yang dia rangkai sejak berusia lima tahun menghiasi kepala. Tangannya menggenggam daftar bekal tempuh hidup baru.
Kulkas. Gelas. Sabun cuci aroma jeruk nipis. Garpu. Teko teh. Suami. Cicilan rumah. Seperangkat alat mandi. Program dua anak. Mobil. Cobek. Asuransi kesehatan. Kuping tetangga. Cabai sekilo. Mi instan. Rice cooker. Wajan. Akun Instagram. Daster. Nasihat mertua. Tanaman buah dalam pot. Penyedap rasa. Deterjen. Sepeda lipat. Telur ceplok.