Fb. In. Tw.

Puisi Willy Akhdes Agusmayandra

Pertokoan dan Lampu Kota

Pertokoan telah mempercepat pergantian hari
dalam sekejap matahari tergelincir di balik bangunan
tiap malam membuat bayangan yang ranum menawan
menggoda para pelancong datang berbondong

Orang-orang dewasa menatap ke dalam dari luar pintu
membawa bekal uang hasil kerja beberapa minggu
dari negeri-negeri miskin di seberang, tempat mereka
menukar waktu dan sedikit peluh dengan kesenangan

Bocah-bocah kecil berlarian di jalanan legam
mengejar bayangan mereka sendiri, sambil
bersembunyi dari kejaran pancaran lampu kota

Kemudian anak-anak dan orangtua berkumpul di taman
memotret diri mereka demi membuat sebuah nostalgia
setelah itu mereka berpura-pura menjadi bahagia
di atas tanah yang bukan lagi milik mereka

 

Aku Menemukanmu Di Mana-mana

sesaat setelah bayangmu lenyap di balik pintu
pada suatu malam dingin tanpa angin
aku kembali menemukanmu di mana-mana

terkadang kutemukan dirimu bergelayut
di daun jendela yang sengaja dibiarkan terbuka
atau menyelip di antara tumpukan buku-buku
yang belum selesai kita baca

pagi tadi kutemukan bayangmu melekap
pada dinding kamar dan di atas tingkap
malam ini aku menginginkan dirimu hilang
agar aku dapat menemukan seseorang

 

Menjamu Bayangan

Kalau kau kembali mengantar bayanganku kesini
tak perlu teriak memanggil namaku di pintu
aku masih ingat irama derap langkahmu

Kalau kau kembali mengantar bayanganku kesini
akan kujamu dengan sepotong senja dan segelas candu
dari benih-benih masa lalu yang tumbuh mengakar dalam tubuh
serupa jaring laba-laba yang menggerayangi pohon randu

Kalau kau kembali mengantar bayanganku kesini
sudah kusediakan udara yang cukup untuk kita hela bersama
sambil duduk di sebelah unggun sembari cerita
mengenang romansa masa lalu sewangi cuka
lalu takkan kita ingat lagi jutaan detik saat kita berpijak di lain tanah

Kalau kau kembali mengantar bayanganku kesini
kau boleh duduk di kursi atau bersila di ruang tengah
sambil membaca, sementara aku akan mengucap mantra
penarik pesona agar bayanganku kembali melekat ke raga
dan akan kupasang sebingkai cermin mewah
untuk kita saling berbagi ruah

Kalau kau kembali mengantar bayanganku kesini
telah kupesan sehelai langit malam untuk digelar di loteng kamar
beserta seuntai bintang yang takkan berhenti berpendar
menemani malam yang tidak akan beranjak pagi
karena fajar sudah kukubur dalam peti
dan kau takkan bisa pergi lagi karena
akan kubakar seluruh pintu dan jendela

 

Biodata penulis:
Willy Akhdes Agusmayandra, lahir di Bunga Pasang, Pesisir Selatan, 28 Desember 1985. Konsultan geologist dan pertambangan. Seorang penikmat buku dan sastra yang menikmati tenggelam dalam aksara dan frasa. Rutin menulis di jurnal pribadi willy-akhdes.blogspot.com.

Post tags:

Media untuk Berbagi Kajian dan Apresiasi.

You don't have permission to register