Fb. In. Tw.

Puisi-Puisi Liswindio Apendicaesar

Kardiologi
: Cristina Yang

Kau telah belajar bahwa dada manusia adalah sungai
yang mengalirkan darah kepada hidup, dan di tanganmu
terdapat Tuhan yang mendenyutkan roh kepada
tubuh-tubuh yang terbaring melawan kematian
sebab terdapat kerumun doa di pelosok serambi
di sela bilik-bilik sunyi yang menanti kabar
dari nasib pada meja kerjamu

Layar di sisimu terus mengukur detak dan irama
agar jangan sampai sungai itu meluap dari rongga dada
lalu mengering; agar jangan sampai Tuhan yang bekerja
dari balik jari-jarimu memutuskan bahwa manusia
lebih baik meninggalkan dunia fana

Sebab engkau tahu, lebih dari tahu, bahwa hidup
memang demikian fana adanya: penuh kehilangan
seperti curah yang menjadi luka, dan tak pernah kembali
Namun, pada akhirnya semua akan baik-baik saja
meskipun kita harus berdenyar sendirian

Bogor, 05 Februari 2019
Dari Grey’s Anatomy Season 10

 

Karosel

Ingatanmu terus melayang kepada taman ria
saat sore bernaung mega-mega mendung
sebelum air mata ibumu jatuh dan segera
berubah menjadi darah yang memaksamu
tumbuh dalam limbo

Di sana kudamu terus berputar, dan kau
bertanya berapa banyak siklus sampai
akhirnya kau bisa turun dari elegi yang
tak pernah lelah memburumu

Bahkan jauh di masa depan, ternyata kisahmu
memang tentang duka, sampai kau terbiasa
dan tak perlu khawatir akan tersesat
ke dalam cinta dan suka cita

Di sisimu, The Fray terus bernyanyi: seandainya
kita tahu bagaimana caranya menyelamatkan
nyawa terkasih dari jerat maut yang selalu
tiba-tiba

Surakarta, 23 Februari 2019
Dari Grey’s Anatomy Season 11

 

Waltz Musim Dingin
: Huā Zé Lèi (Guān Hóng), Stephen Tong

I
Dari gesek biolamu aku menyaksikan suara lahir, dan menjelma
kunang-kunang, menerangi ruang orkestra yang gelap

Decak kagum bergeletar di udara, terpikat mukjizat
sehimpunan mazmur baru

yang tak bersyair

II
Di atas panggung itu aku melihat musim dingin klasik
dengan danau yang membeku

Dan rakyat desa sedang merayakan sebuah waltz
yang melompat-lompat dan staccato

III
Bibirmu harus berhenti ranum merekah

agar jangan sampai aku jatuh pada mimpi
dan tenggelam dalam lagu-lagu penghiburan

Bogor, 14 Oktober 2018

 

Rumah di Pesisir

Adikku bercerita bahwa suatu hari dia akan tinggal di pinggir pantai
untuk mendengarkan nyanyian laut di malam hari
yang dia yakini sangat mesra walau sederhana
seperti gelombang yang bertemu angin, dan ombak bertemu pasir

Dan malam-malamnya adalah kisah kasih rindu
tentang bintang di langit yang menghampiri seekor bintang laut
Mereka bercinta sampai mentari menepis gelap,
sampai desah keduanya membangunkan orang-orang di pagi hari

Lalu keduanya mengucap sumpah sebelum salam perpisahan,
bahwa mereka akan bahagia

Adikku juga berkata bahwa suatu hari dia akan pergi
terbang atau menyelam
menemukan sebuah bintang
Dan dia berjanji bahwa dia akan bahagia

Jakarta, 03 Agustus 2018

 

Braga dalam Namamu

Kau gagal menemukan ranjang di jalan-jalan ternama
sebab keramaian terlelap dalam pilihan-pilihan
yang tak pernah mendapat kecocokan.
Sedang kamarmu adalah resah tak berkesudahan
yang kedinginan, dan mencari-cari fatamorgana
di antara lintah-lintah yang kau harap akan menyesap
ke sela-sela desah napasmu, sebelum akhirnya mencuri
Braga dalam namamu.

Bandung, 04 November 2018

Post tags:

Lahir di Bogor tahun 1992, menyelesaikan pendidikan sarjananya di Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Anggota Komunitas Sastra Pawon dan Komunitas Supernova. Menulis cerpen, puisi, dan esai.

KOMENTAR
You don't have permission to register