Fb. In. Tw.

@tweeturangsunda, Sunda Banget

Wawancara oleh Zuklkifli Songyanan (Buruan.co)

 

Memiliki akun publik merupakan hal wajar bagi pengguna media sosial yang punya bisnis online. Selain sebagai sarana informasi, fungsi lain dari akun publik ialah media promosi. Akun publik memang dibuat untuk menarik follower sebanyak mungkin. Maka dari itu—berbeda dengan akun pribadi—tweet-tweet pada akun publik lebih mengarah pada hal-hal tertentu yang umumnya dicari dan digemari masyarakat.

Namun, tidak semua akun publik dimiliki oleh pelaku bisnis online. Dengan demikian, tidak semua akun publik diniatkan sebagai media promosi bagi satu-dua produk tertentu. Banyak akun publik yang dibuat untuk hiburan semata, banyak pula akun publik yang dibuat sebagai ruang belajar. Salah satu akun publik yang tweet-tweet-nya merupakan gabungan antara ruang hiburan dan ruang belajar itu ialah akun @tweeturangsunda.

@tweeturangsunda (TUS) dibuat sejak September 2010. Sampai saat ini, akun dengan ciri tagar (tanda pagar) #TUS itu telah memiliki 13 ribu follower lebih. Jumat (16/1/2015) kontributor buruan.co berkesempatan melakukan wawancara dengan Aldiana (pendiri, pemilik, sekaligus admin TUS).

Berikut petikan wawancara tersebut yang—dengan amat terpaksa—disajikan di sini dalam Bahasa Indonesia.

Buruan.co: Bagaimana awal mula munculnya akun TUS?
Aldiana: Gagasan awalnya muncul saat saya ngobrol-ngobrol dengan salah seorang saudara tentang rencana membuat akun publik. Saat saudara saya mengemukakan niat membuat akun publik untuk mengkritisi kinerja walikota Bandung Dada Rosada, saya punya rencana untuk membuat akun berbahasa Sunda.

Buruan.co: Kenapa pikiran seperti itu—membuat akun berbahasa Sunda—bisa muncul?
Aldiana: Saya melihat kecenderungan anak-anak muda Jawa Barat saat ini gemar sekali menggunakan Bahasa Indonesia. Kalau pun bicara atau menulis dalam Basa Sunda, struktur kalimat dan undak-usuk basanya berantakan. Sehari-hari saya terbiasa bicara menggunakan Basa Sunda. Ngetweet pun pakai Basa Sunda. Dan, saat ngetweet pakai Basa Sunda itulah teman-teman saya sering komentar kalau akun twitter saya isinya Sunda banget. Itulah asbabul nuzul-nya ide membuat TUS.

Buruan.co: Apakah sejak awal @tweeturangsunda sudah punya visi-misi tertentu?
Aldiana: Tidak, sejak awal mengalir saja. Yang penting ngetweet pakai Bahasa Sunda. Makin ke sini isi tweetnya saya arahkan ke humor, sebagai hiburan. Baru setelah itu muncul pikiran untuk menjadikan akun ini sebagai ruang kecil untuk belajar Bahasa Sunda.

Buruan.co: Ada pengalaman konyol selama mengelola @tweeturangsunda?
Aldiana: Wah, banyak. Tapi yang paling saya ingat, pernah ada salah satu follower mention: “Min, cek DM.” Saya cek DM (Direct Message), isinya begini: “Tah nu kieu DM teh koplok!”

Biasanya usil dan banyol, saat itu malah saya yang diusilin follower. Hahaha.

Tapi, biarpun punya niat banyol, ada juga follower yang malah marah-marah bilang: “nama aja tweet urang Sunda, tapi tweetnya kayak gini!”

Waktu itu tweet saya memang agak cawokah (gaya bercanda urang Sunda, biasanya dikaitkan dengan hal-hal yang dianggap tabu atau porno, tapi esensinya tidak mutlak demikian; ambigu—red), entah saya memang salah entah follower tersebut tidak paham soal heureuy cawokah itu. 

Buruan.co: Nah, kalau pengalaman yang paling berkesan bagaimana?
Aldiana: Saya merasa senang jika bisa menjawab pertanyaan follower yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam Bahasa Sunda. Bahkan pernah ada seorang pelajar menanyakan jawaban ujian Basa Sunda via DM. Hahaha.

Tak jarang ada juga follower yang meminta saya membuka kursus Bahasa Sunda. Selain orang Sunda, banyak juga orang-orang yang mengirim saya DM dan mengutarakan keinganannya belajar Bahasa Sunda. Selama saya bisa, saya bantu mereka. Meski cuma via DM.

Buruan.co: Memang follower TUS dari mana saja?
Aldiana: Macam-macam. Nyaris di seluruh Jawa dan Bali, follower kami ada. Tidak semua dari mereka mengerti Bahasa Sunda. Ada pula follower kami yang berasal dari luar negeri. Umumnya mereka urang Sunda yang tengah bekerja di sana.

Buruan.co: Bagi Anda sendiri, apa keuntungan memiliki TUS?
Aldiana: Di-follow sejumlah artis. Hahaha. Tapi lantaran TUS juga—selain lantaran lulus casting—saya sempat jadi talent CAUR (Carita Anu Ngahibur) di I-Channel (salah satu stasiun TV lokal di Bandung).

Buruan.co: Dengan jumlah folllower yang lumayan banyak, apakah ada pikiran untuk mengkomersilkan TUS?
Aldiana: Tidak ada. Akun ini tetap seperti dulu: ruang hiburan hiburan dan belajar. Kalau pun ada pihak-pihak yang ingin di-buzzer, saya tidak meminta bayaran apa pun. Kecuali kalau mau kirim pulsa, ya saya terima. Hehehe.

Buruan.co: TUS ini dikelola berapa orang?
Aldiana: Saya seorang. Sempat sih ada follower yang menawarkan diri jadi admin, tapi saya tolak. Hahaha.

Buruan.co: Ada pesan buat pembaca Buruan.co?
Aldiana: Kalau mau di-follback, mention saja ya. Hehehe. Pesan saya mah, tunjukkan kebanggaan Anda sebagai urang Sunda, minimalnya dengan berbahasa Sunda.[]

Sumber foto: Dokumentasi Aldiana

 

Reporter buruan.co. Menulis puisi dan esai. Kumpulan puisi pertamanya "Kartu Pos dari Banda Neira" (Penerbit Gambang, 2017).

KOMENTAR
You don't have permission to register