Fb. In. Tw.

Fateh: Kronik Baru Eksperimentasi Seorang Bebal

Ucok a.k.a Morgue Vanguard (MV) akan selalu dikenang sebagai corong Homicide, meski rel nasib telah mengantarkannya pada petualangan dan eksperimentasi di formasi grup terbarunya. Naif kiranya jika terus menggulung kedigjayaan romantisisme Homicide, yang bagi sebagian orang telah dianggap sebagai sebuah mitos.

Pasca bubar dari Homicide, MV ikut membantu merampungkan debut pertama Eye Feelsix, menggarap mini album Homicide Barisan Nisan dalam bentuk vinyl, dan berkegiatan dengan formasi grup barunya, Bars of Death. Namun, pandangan saya mengenai formasi grup baru MV tak lekang dari bayang-bayang Homicide.

Seperti pandangan orang-orang yang menganggap Trigger Mortis (grup bentukan MV pasca Homicide bubar dan sedang vakum) merupakan duplikasi Homicide dengan perubahan komposisi anggota saja. Tak heran, perjalanan Trigger Mortis tak terlalu mengesankan seperti Homicide. Paruh akhir tahun 2014, MV tiba-tiba hadir mengejutkan khalayak dengan menggawangi lahirnya Extended Play (E.P.) atau mini album Fateh‒proyek kolaborasi antara MV dengan DJ Still.

Mini album Fateh dibuat dalam rentang waktu Mei 2011-Desember 2013 di bawah naungan Grimloc Records. Komposisi musik pada mini album ini dibuat berdua oleh MV dan Still, sedangkan untuk lirik, hampir keseluruhannya dikerjakan oleh MV, kecuali satu lagu yang digubah dari sajak Chairil Anwar berjudul “Kepada Kawan”.

Mini album ini berisi delapan buah lagu dengan durasi setiap lagunya berkisar antara tiga hingga lima menit. Seperti langgam MV pada album-album terdahulunya saat menjadi corong Homicide, lagu-lagu dalam mini album “Fateh” ini menunjukan keluasan referensi MV dalam mengeksplorasi metafora dan diksi-diksi yang cukup rumit. Seperti membuka lembaran-lembaran ensiklopedia, lirik-lirik MV memaksa pendengarnya untuk rela membuka kamus perbendaharaan kata dan daftar bacaan yang bertumpuk-tumpuk.

Mendengarkan sekilas mini album ini, kita akan diajak kembali pada romantisisme deretan daftar lagu pada album Illsurrekshun. Hal itu nampak kentara pada lagu Fateh yang bertempo cepat dengan lirik yang didaraskan dengan kerap. Bak seorang agitator ulung, MV tak memberikan jeda yang banyak pada pendengar untuk mencerap setiap kata yang dihamburkannya.

Tempo yang semakin kerap ditunjukan pada lagu “Kondor Terjaga” dan “Manufaktur Pre-teks” yang memborbardir telinga dengan narasi yang semakin meracau. Baru pada lagu “Dol Guldur”, narasi hadir dengan tempo yang lebih lambat dengan beat-beat yang tak terlalu  garang. Sedangkan lagu “Tak Berbayang di Roban Batang”, hadir dalam bentuk narasi berita dengan latar ambient yang mengambang disertai dengan teriakan getir dan rentetan tembakan yang menggetarkan nyali.

Dua lagu lainnya hadir sebagai sebuah penghormatan terhadap dua tokoh beda generasi yang memiliki keteguhan hati terhadap prinsip-prinsip hidupnya‒Chairil Anwar dan Sondang Hutagalung (aktivis yang melakukan protes di depan Istana Negara dengan cara membakar diri). Pada lagu  “Kepada Kawan” yang digubah dari sajak Chairil Anwar, MV terdengar seperti seorang pendakwah yang membacakan selebaran manuskrip akhir jaman dengan format seorang hiphop. Sedangkan lagu “Outro: Sondang” terdengar sangat hening dan tanpa dibumbui beat-beat sedikit pun.

Tema lagu-lagu dalam mini album ini banyak berbicara mengenai pergulatan eksistensialisme, perselingkuhan korporasi dengan kekuasaan dan teror laten yang akhir-akhir ini semakin meluap, hadirnya kembali kekuatan militerisme yang pongah.

Mini album kolaborasi MV dan Dj Still ini hadir dalam format CD dengan suplemen booklet yang dirilis dengan jumlah yang sangat  terbatas. Berisi lirik-lirik yang didaraskan seperti sebuah rima, lirik-lirik MV pada mini album ini merupakan kelanjutan kebebalannya dari album-album dan singel yang pernah dibuatnya pada waktu-waktu sebelumnya.

Bagi yang merindukan rilisan karya MV, maka segeralah memburu mini album ini sebelum benar-benar habis di peredaran. Informasi mengenai MV dan proyek-proyek kerja barunya dapat diikuti di grimloc.wordpress.com.[]

Sumber foto: Edi Su

Penulis lepas. Tertarik pada kajian musik, seni, dan perkotaan. Tinggal di Bandung.

KOMENTAR
You don't have permission to register