Angkat Fedora untuk Kemdikbud
Selamat melaksanakan UN (Ujian Nasional) untuk siswa SMA (Sekolah Menengah Atas). Banyak sekali keriuhan di lini masa atau beranda media sosial; ada yang membahas bocornya soal, ada yang mengklaim UN tak mungkin bocor, ada pula operator sekolah UN berbasis komputer yang ketar-ketir dengan masalah listrik di daerahnya yang kerap byar-pet, dan tentu saja opini-opini seliwer dari guru dan siswa sebagai pihak utama yang berinteraksi terus-menerus dengan UN selama beberapa tahun.
Saya memilih menuliskan hal lain di luar yang sedang tren. Secara jujur, saya sangat senang dengan pola komunikasi Kemdikbud (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) di bawah Pak Anies Baswedan. Masyarakat Indonesia yang terbiasa memanfaatkan Facebook, Twitter, dan email (saya tidak tahu apakah Kemdikbud punya saluran Line atau yang sedang populer Snapchat sendiri) akan sangat terbantu dengan aktifnya admin humas Kemdikbud di media sosial.
Sebagai contoh yang saya sukai adalah pembuatan poster, slide, dan infografis yang bagus dari segi desain dan isi. Ada energi baru dari pola desain dan bahasa yang digunakan. Kita bisa lihat dan unduh tautan berikut untuk melihat produk-produk tersebut: http://www.kemdikbud.go.id/main/blog/category/infografis. Atau kita juga bisa membaca ringkasan program kerja yang telah dilaksanakan selama setahun pada tautan berikut: http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/pengumuman/Laporan%20Setahun%20Kinerja%20Kemdikbud.pdf.
Selain penambahan kualitas pada cara & media berkomunikasi, Kemdikbud pun mulai merintis lomba-lomba baru, semisal lomba KTI pada simposium guru tahun 2015 kemarin dan pada awal tahun ini ada lomba foto yang menurut saya sangat baru. Pamungkasnya belajar itu tidak pamrih dan berorientasi materi. Baiklah, anggap program ini sebagai langkah awal karena tidak semua orang dapat memulai sesuatu secara eklektik & filosofis. Terutama untuk masyarakat di pelosok-penjuru Indonesia yang baru memulai perkenalannya dengan layanan pendidikan dari pemerintah.
Akhirnya saya pun tergerakkan untuk memilih dan mengikuti lomba foto kemdikbud. Sebuah lomba yang merupakan rangkaian dari lomba artikel dan foto yang diselenggarakan oleh biro komunikasi dan layanan masyarakat. Saya mengirimkan foto-foto di bawah ini dengan memasuki sub tema “mewujudkan pendidikan bermutu”. Seluruh foto yang saya kirim adalah upaya lain memperkenalkan khazanah Seruyan.
Seperti biasa, teman-teman di sekolah pun beramai-ramai kirim fotonya dengan pilihan sub tema yang lain. Entah mengapa, sebagai kepala sekolah, saya senang melihat teman-teman ngoprek aplikasi yang baru dikenalnya semisal Light Room, Acdsee Pro, NIK (plug-in aplikasi penyunting foto paling populer Photoshop). Mungkin ini semua lebih baik daripada membincangkan selebritas.
Proses kirim foto yang telah dikompres menjadi 72 dpi (dot per inch) pun lumayan menarik karena tak hanya kirim via email, namun harus menulis tagar #lombafotokemdikbud lalu mention akun twitter @Kemdikbud_RI. Saya berterima kasih pada admin buruan.co yang telah bersedia men-tweet ulang cuit pada akun saya yang nampak mati suri.
Rupanya, hari ini harapan baik saya pada Kemdikbud menemui kebenarannya. Pos elektronik yang berisi foto dan narasi singkat yang telah saya kirim, dibalas oleh panitia bahwa foto telah diterima dan akan diproses, dan diakhiri dengan frasa “salam hangat”. Baiklah, saya angkat fedora untuk Kemdikbud dalam hal ini.[]






