
Nyanyian Ekstase OM
Untuk pertama kalinya, pada tahun 1979 Al Cisneros mendengarkan Black Sabbath di sebuah toko rekaman melalui dua pasang speaker. Pengalaman mengesankannya tersebut menginspirasi Cisneros menggawangi sebuah proyek band unik dengan nuansa religius. Berbeda dengan band seperti Crucified dan Calibretto 13 atau Underoath dan King’s X yang berbasis grup metal Kristiani, OM terlepas dari predikat entitas agama dan kepercayaan apapun.
Setelah Sleep (band terdahulu Al Cisneros dan Chris Hakius) vakum pada 1998, Cisneros menggandeng Hakius membuat proyek baru bernama OM. Posisi Cisneros di OM tidak beranjak sedikit pun yaitu sebagai vokalis dan pembetot bass, begitu pun Chris Hakius yang setia menggebuk drum. Pada Desember 2007, OM sukses menggelar konser di Jerusalem, Israel dengan durasi selama kurang lebih lima jam. Dan, pada tahun 2007 juga, album Pilgrimage didaulat oleh majalah Mojo sebagai Underground Album of the Year.
Menurut Encyclopaedia Mettalum, OM memiliki makna getaran suara alam semesta yang sering kali disebut sebagai mantra (kata berirama yang diucapkan berulang-ulang oleh penganut agama Hindu dalam keadaan ekstase). OM berbasis di San Fransisco, California, Amerika Serikat, yang secara resmi terbentuk oleh dua personil Sleep pada tahun 2003. Duet Cisneros dan Hakius berhasil menelurkan tiga buah album, yang masing-masing berjudul Variations on a Theme (2005), Conference of the Birds (2006), dan Pilgrimage (2007).
Pada tahun 2008, kemesraan Cisneros dan Hakius harus berakhir. Posisi Hakius digantikan oleh Emil Amos. Setahun berikutnya, giliran Robert Lowe yang ikut bergabung dengan OM pada posisi vokal, synthesizer, dan perkusi. Pada tahun 2009 pula, OM berhasil merilis album God is Good. Belakangan, formasi trio menjadi bentuk paling solid dari OM hingga sekarang.
Pada tahun 2012, OM merilis kembali album kelimanya berjudul Advaitic Songs. Seperti dilansir oleh Pitchfork di laman websitenya, album kelima OM ini berisi materi yang sangat beragam. OM memadukan aksen sufi, katolik, dan juga hindu dalam lirik dan musiknya.
Musik dan lirik-lirik OM dalam album Advaitic Songs keseluruhannya bernuansa kelam dengan dominasi suara bass, drum, dan gesekan celo yang menjadi ciri utama komposisi musik yang terpengaruh oleh nyanyian Tibet ini. Musik OM sangat cocok didengarkan bagi yang ingin melakukan meditasi. Maka terjagalah dini hari kala orang-orang lelap tertidur. Putar lagu “Addis” sebagai pembuka, setelah itu biarkanlah lagu-lagu selanjutnya mengalir memenuhi relung jiwa kalian hingga mencapai ekstase.