Asam Manis Ikan Tapah, 100% Kalimantan
Setengah mangkuk keramik berwaran putih itu terisi oleh kuah berwarna kuning pekat dan beberapa potong daging berwarna oranye. Ya, mangkuk tersebut berisi masakan khas Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat yang di kenal dengan nama asam manis ikan tapah.
Menurut warga setempat, masakan ini merupakan masakan asli khas masyarakat Desa Kartiasa, Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Konon katanya, ikan tapah ini hanya hidup di sepanjang sungai Sambas yang merupakan salah satu anak sungai Kapuas. Bisa disimpulkan bahwa ikan tapah ini merupakan ikan endemik Kalimantan Barat.
Ikan ini hidup di sepanjang sisi sungai. Ikan ini biasanya bersembunyi di balik lumpur Sungai Sambas. Bentuk fisiknya hampir sama dengan ikan lele. Beratnya bisa lebih dari tiga kilogram. Sekarang ikan tapah ini termasuk ikan yang sulit dicari. Pendangkalan sungai diduga sebagai salah satu penyebab menurunnya jumlah ikan tapah ini.
Para juru masak di rumah makan sepanjang sungai Sambas memasak ikan ini tanpa menggunakan bumbu yang biasa digunakan oleh juru masak di rumah makan lainnya. Rasa asam pada kuahnya bukan berasal dari asam kandis yang biasa dipakai oleh juru masak di Jawa.
Rasa asam pada kuahnya berasal dari terong asam yang juga hanya tumbuh di Pulau Kalimantan. Warna kuning kuahnya berasal dari kunyit yang ditanam di sekitar sungai Sambas. Maka, bisa dibilang sajian kuliner ini benar-benar 100% Kalimantan.
Warna kuah kuning pekat dengan daging ikan tapah berwarna oranye menjadi penarik pertama bagi siapa saja yang hendak menikmati asam manis ikan tapah ini.
Tidak ada cara khusus untuk menikmati asam manis ikan tapah ini. Namun, atas saran seorang kawan, terlebih dahulu mencoba kuahnya lalu langsung menikmati dagingnya.
Alamak, pertama kali menyeruput kuah berwarna kekuning-kuningan tersebut rasa asam yang kuat langsung menyergap lidah. Dalam beberapa sendok saja rasa segar asam itu membuat selera makan semakin bertambah.
Seusai menyeruput kuahnya, selanjutnya adalah menikmati beberapa potong daging ikan tapah tersebut. Gigitan pertama ikan ini mengingatkan akan empuknya ikan mas atau nila. Tidak sedikitpun rasa amis terasa. Rasa gurih ikan tapah bercampur dengan sedikit rasa asam dari terong asam yang digunakan untuk mengasamkan kuahnya.
Perpaduan rasa asam dan ikan tapah yang gurih segera bercampur di mulut. Suapan demi suapan tidak terasa masuk ke mulut dan masuk ke perut dengan cepat. Baru tersadar ketika nasi di piring sudah tidak tersisa sedikit pun. Segelas teh tawar panas menjadi pelengkap menikmati ikan tapah sore itu.
Tidak ada kuah dan potongan daging yang tersisa di mangkuk keramik berwarna putih itu. Semuanya sudah berpindah ke dalam perut. Asamnya kuah dan gurihnya daging ikan menjadi perpaduan yang membuat kembali lagi menikmati asam manis ikan tapah pada suatu kesempatan nanti.[]

