
Puisi-Puisi Irzi
NATURA
: Imam Praseno
Alam menurut Imam Pras
—serangkai akor akbar
dari bilah hitam akustik piano
yang ditingkahi riweuh saksofon tenor.
Alam menurut Imam Pras
—sebentuk sajak singkat
dari dentam dawai kontrabass
yang dibetot Rudi Aru mengikuti ketat variasi sukat.
Alam menurut Imam Pras
—sebuah jagat mikrokosmos
dari komposisi musik yang diulik
& ditilik dengan asyik di serambi Klab Jazz.
2022
EPITAF (BUAT RIZA ARSHAD)
Angin telah membawa nada akordeonmu
kepada kami di atas tanah merah ini.
Kemudian memori untuk esok hari
akan selalu mendendangkan karib senyummu.
Kadang, tatkala azan subuh membuka pagi
terdengar sekilas notasi-notasi biru syahdu
seperti lagu I Saw You yang berulang menusuk kalbu.
Kami akan selalu melihatmu memainkan minor 2-5-1 itu.
2022
OBITUARI KANG DONNY
: Donny Suhendra (1957-2022)
Akulah aku, rancak jemari lincah
telusur nada di sepanjang fingerboard
dari lengking lengkung senar satu
nuju dawai enam pada fret rendah.
Akulah aku, petualang musikal
—musafir yang gigih menyusuri air
kehidupan dengan kano, mencari
gerbang masuk ke dunia luar: pagi-Mu.
Bila esok menjelang
& napas hilang
cukuplah, melodi gitarku kau kenang
sebab aku tinggallah aku
—sebuah lagu manis dalam
perjalanan yang tak sempat diembus bayu.
2022
REMBAH LELAKI
: Tesla Manaf
Di antara gerutu klarinet
pada awal sebuah komposisi
& sapuan minor arpeggio menyeret
di leher fret, ada senyum kekasih
menyapih letih. Kau lekas mafhum
bahwa jarak tak mudah kau lipat
seperti selembar kertas berisi surat
cinta dalam sebentuk sajak soneta.
Duka lelaki bakal lebih rembah bila sebuah
area berbahaya di hatinya pernah patah
diguncang khianat & penat penantian. Tapi
toh, Post-Bop lekas menyembuhkan itu semua bukan?
2022