Fb. In. Tw.

Puisi-Puisi Heru Joni Putra

percakapan dengan kawan baru

koloni semut jauh lebih ramai
daripada manusia
mereka lindungi
…………lubang-lubang kecil di bumi
sehingga tak semua
dapat kucangkul jadi ladang tebu

……aku pahami dengan baik
apa yang mereka nyanyikan
……tatkala bekerja bergantian
siapa yang bersiaga saat sebagian
……sedang membangun kota-kota
di mana tempat berbagi
……ketika mengumpulkan makanan
bagaimana berkomunikasi
……dengan sekian banyak telur
dan kapan saja mereka
…..menceritakan kembali
…..perjalanan nabi sulaiman

dan karena mereka terlanjur
mengatakan semuanya kepadaku
ingin pula aku sampaikan
tentang demokrasi
tapi aku terlalu cemas
kalau-kalau nanti
mereka hancurkan
…………sarang mereka sendiri

jogjakarta, 2023

 

petani tak bersawah

aku berhak mengerjakan
satu hal sederhana
…………dalam hidupku

membuat sebuah sungai
dengan pelan
…………dan sangat santai

sehingga cangkulku
…………punya waktu
untuk belajar bicara

tanpa ditunggu
oleh gunung
yang mulai terbenam
atau laut yang akan terbalik

dan aku berhak leyeh-leyeh
di antara bumi dan langit

berselonjor seharian
…………di angkasa
bersama pengetahuan
………..yang belum
ditemukan fisikawan

sehingga
semua berat di badanku
………..dapat kesempatan
………………..pulang sejenak

ke dalam sebuah batu besar
…………yang tersangkut
di pinggir jurang

lampung, 2023

 

 

tempurung di permukaan telaga

…………karena sudah ada
api dalam api
…………air dalam air

…………udara dalam udara
tanah dalam tanah

…………adam dalam adam
…………hawa dalam hawa

sebuah tempurung
dapat mengapung tenang
di permukaan telaga

menghadap ke langit

tanpa ambisi apa-apa

…………dan karena sudah ada
keindahanmu
…………dalam diriku

sebuah tempurung
dapat mengapung tenang
di permukaan telaga

begitu setia
…………menghadap ke langit
tanpa ambisi apa-apa

sedikit pun
…………tiada terbenam

seakan-akan tidak ada
aku sama sekali
tegak-berdiri di atasnya

lampung, 2023

 

 

semut di kebun binatang

………………..di kebun binatang
…………kesayanganmu
peribahasaku
telah punah

anak rusa tak bisa tidur
kalau belum
…………dininabobokkan
harimau lapar

lupakanlah semua bagaikan

semut yang dulu kau bawa
dari pohon rambutan
…………depan rumahku
kuperhatikan dia
………..bekerja sendirian
mengumpulkan remah roti
dari kandang ke kandang

aku ingin bawa dia pulang

tapi kau bisikkan padaku
sebentar lagi dia jadi raja rimba
…………tanpa penaka

sekali lagi kusampaikan
…………sudah sejak lama
bukan itu yang dia cari

jogjakarta, 2023

KOMENTAR

menerbitkan buku puisi Badrul Mustafa Badrul Mustafa Badrul Mustafa (Nuansa Cendekia, 2017) dan sebuah kajian kontestasi memori negara dan memori kultural berjudul Suara yang Lebih Keras: Catatan dari Makam Tan Malaka (Footnote, 2021).

You don't have permission to register