Puisi-Puisi Giuseppe Ungaretti
Bangkit
Mariano, 29 Juni 1916
Tiap kali
aku tinggal
di waktu sebelumnya
di berjangka waktu terdalam
dalam diri
Aku begitu luput dari ingatan
mengikuti kekalahan hidup
Aku terbangun di bak mandi
yang biasa dihargai
dengan kejutan
juga dipermanis
Aku memburu langit yang
lembutnya merentang
bersama mata yang waspada
dan aku teringat
beberapa kawanku yang maut
Tapi apa itu Tuhan?
Dan makhluk
menakutkan membuka
mata lebarnya
dan menyambut
bintang-bintang luruh
dan daratan kelu
Dan merasa
pulih
Sungaiku
Aku belah pohon mutilasi ini
yang terbengkalai di dalam lembah
itulah hidup yang tak seberarti
sebuah sirkus
di antara pertunjukan
dan aku memperhatikan
mega-mega berlalu
dengan tenang menyeberangi bulan
Pagi ini aku berbaring
di dalam sebuah kendi air
dan seperti sebuah istirah
relik
Isonzo memeliturku
kini
seperti salah satu bebatuannya
Aku mengibarkan diri
dan pergi
seperti seorang akrobat
di bawah air
Aku berjongkok
di dekat pakaianku
yang kotor karena perang
dan seperti orang badui yang menerima
matahari
Inilah Isonzo
dan inilah aku
mengetahui lebih baik untuk menjadi
pemberani yang taat
di jagat alam
Siksaanku adalah
tidak untuk mempercayai diri
dalam keselarasan
Tapi tangan-tangan
sembunyi itu meremasku
memberikanku
kerenggangan
bahagia
Telah kuperhatikan
selama tahun-tahun
kehidupanku
Inilah sungai-sungaiku
inilah Serchio*
yang telah memberikan air
mungkin selama dua ribu tahun
untuk para petaniku
untuk ayah dan ibuku
Inilah Nil
yang melihatku
lahir dan tumbuh
terbakar ketidaktahuan
di daratan luas
Inilah Seine
dan gejolaknya
telah kuaduk
dan datangi agar mengetahui dengan sendiri
Inilah nostalgiaku
yang bersinar melaluiku
di masing-masing
kini adalah malam
yang tampak bagiku
sebuah bayang
mahkota
*Sungai Serchio mengalir di dekat Lucca
Dentum
Locvizza, 23 September 1916
Bersama laparnya serigalaku
aku runtuhkan
tubuh biri-biriku
Aku seperti
perahu tanpa harap
dan seperti lautan bandot
Nostalgia
Locvizza, 28 September 1916
Ketika
malam hampir punah
sebelum sececah musim semi bermula
dan orang-orang
jarang berlalu
Sewarna gelap
bercucur
tebal di atas paris
Di sudut
jembatan
aku merenung
sunyi yang tak terhingga
dari gadis lampai
Kami berdua
berpenyakit
berlari bersama
Dan ketika melakukan di lain tempat
di sanalah kami tinggal
Mengapa
Carsia Guilia, 1916
Hati gelap hilangku
membutuhkan beberapa keringanan
Di retakan lumpur berbatu
seperti bilah rumput yang di tempat ini punya
hendak bergetar sepoi dalam cahya
Tapi aku
berada di ambin waktu
hanya kepingan-kepingan batu belah
di jalan sementara
peperangan
Sejak
ia menatap paras
abadi dunia
kegilaan ini
jatuh ke dalam labirin
hati jengkelnya
yang rindu ingin tahu
Hati pendengaranku
telah dikemas
seperti bekas roda kendaraan
tapi diketemukanlah yang dicari
terperanjat
dari perjalanan maut
Aku mengamati horizon
berkerak dengan kawah
Hatiku menghendaki gejolak
setidaknya yang dilakukan malam
setidaknya bersama jet-jet roket
Aku membopong sebuah hati
yang bergemuruh di bawah tanah
dan memecah
seperti tempurung
tanah datar
tapi enggan meninggalkanku
meski dengan penerbangan sekalipun
Hati malang
kebingungan
bersama ketidaktahuan
Envoi*
Locvizza, 2 Oktober 1916
Yang terhormat
Ettore Serra
Puisi adalah dunia ras manusia
Dari kehidupanku
Segala yang membunga dari kata
Keajaiban yang tembus pandang
Dari fermentasi igauan
Ketika menemukan
Satu buah kata
Di keheninganku
Inilah yang kupahat di kehidupan
Seolah neraka
*Puisi ini merupakan karya terakhir dari Il Porto Sepolto yang ditujukan untuk Ettore Serra, yang menerbitkan buku ini.
Biodata Penyair
Giuseppe Ungaretti (1888-1970) adalah anak dari petani Tuscan yang beremigrasi ke Mesir dan menjalankan sebuah toko roti di pinggiran Alexandria. Ia adalah penyair pembaharu Itali, jurnalis, esais, kritikus, dan akademisi. Puisi di atas dialihbahasakan dari bahasa Itali ke bahasa Inggris oleh Patrick Creagh (Penguin Modern European Poets).