Fb. In. Tw.

Patjarmerah Bandung Sarat Kolaborasi

Patjamerah, festival literasi dan pasar buku keliling, akan menyambangi Kota Kembang pada 3-11 Desember mendatang. Berkolaborasi dengan “mitra lokal” Bandung Readers Festival (BRF) dan sejumlah komunitas, kegiatan #patjarmerahXBRF akan diselenggarakan di Gedung PPAG Universitas Katolik Parahyangan (Unpar), Jalan Ciumbuleuit No 94, Bandung.

Dalam keterangan di Instagram, pihak patjarmerah menjelaskan bahwa alasannya berkolaborasi dengan BRF dilandasi keyakinan bahwa pembaca merupakan salah satu pilar penting dalam dunia perbukuan, setara dengan penulis/kreator, penerbit, dan distributor.

“Para pembaca tak sekadar mengulas buku. Mereka juga membuat klub baca yang menggerakkan orang-orang untuk kian menyukai membaca dan membuat festival yang merayakan kecintaan akan bacaan dengan gempita. Bandung Readers Festival, salah satunya.”

Galuh Pangestri, penggagas BRF, menyambut baik kolaborasi antarfestival ini. Menurutnya, bagi BRF kolaborasi dengan patjarmerah adalah sebentuk apresiasi. 

“Patjarmerah merupakan gerakan literasi yang berhasil merumuskan dan menjalani tujuannya memperluas dan mendekatkan akses literasi ke masyarakat. Apa yang dilakukan patjarmerah selaras dengan inisiatif BRF yang menitikberatkan kepeduliannya kepada pembaca. Kolaborasi #patjarmerahXBRF seiring dan sejalan untuk mewujudkan misi keduanya dalam menghadirkan festival yang inklusif ke tengah masyarakat.”

Galuh menambahkan, sejak patjarmerah hadir pada awal 2019, BRF telah menaruh perhatian pada gerakan ini, terutama metode berkeliling yang sangat menarik dan berhasil membangun jejaring antartitik. Selain itu, keluwesan dan kelincahan Patjarmerah adalah sesuatu yang perlu menjadi pembelajaran bagi BRF yang terhitung masih sangat muda dan baru. 

Salah satu keluwesan patjarmerah Bandung tampak pada digunakannya Gedung PPAG Unpar sebagai tempat kegiatan. Sebelum di Bandung, kegiatan patjarmerah identik dengan memanfaatkan tempat-tempat yang terbengkalai, seperti eks bioskop di kota Malang atau bekas pabrik bir di Surabaya. 

Untuk diketahui, gedung Pusat Pembelajaran Arntz-Geise (PPAG), diresmikan pada 17 Januari 2022 lalu, dibangun dengan visi menuturkan semangat bertumbuh, berkembang, dan keterbukaan. Semangat itu dirawat dan berakar kepada sikap hormat terhadap martabat manusia serta berazaskan kebersamaan yang non-diskriminatif. Nilai-nilai itulah yang menjadi benang merah dan diparafrasakan dalam kolaborasi Unpar dengan patjarmerah. 

“Ini menjadi kali pertama patjarmerah berumah di kampus, tempat perangai kritis dan kreatif ditumbuhkan, kesetaraan menjadi azas, dan sikap saling belajar dijadikan kebiasaan.” 

Dukungan Kreasi Jabar & IA Unpar
Kehadiran #patjarmerahXBRF mendapat sambutan dan dukungan dari sejumlah pihak di Kota Bandung. Dwinita Larasati, Dewan Pengarah Kreasi Jabar, menjelaskan posisi Bandung sebagai anggota UNESCO Creative Cities Network (UCCN) melalui formula potensi terbesarnya: People, Place, Ideas

Aspek People, ungkap Tita, sapaan akrab Dwinita, tampak pada generasi muda yang menentukan dinamika kota, terutama dari puluhan perguruan tinggi yang belasan di antaranya menyediakan program-program studi seni, kriya, desain, arsitektur, dan kreativtas. 

Sedangkan aspek Place terpenuhi lewat  ruang-ruang kota yang membuka akses bagi warganya untuk berekspresi, berjejaring dan berkolaborasi. 

Adapun aspek Ideas tampak pada gagasan yg kerap diterapkan sebagai purwarupa solusi bagi beragam isu perkotaan.

“Karakter ini jelas tidak lepas dari peran budaya literasi, kegemaran mengeksplorasi sekaligus menciptakan karya literatur dalam berbagai bentuk, bahkan mengujikannya dalam berbagai event, workshop, hingga urban games,” sambung Tita. 

Sebab itu, Tita percaya bahwa  diselenggarakannya #patjarmerahXBRF di Bandung merupakan hal yang dinanti, “karena akan memperluas wawasan, serta mempererat persahabatan warga, komunitas dan para pelaku dalam ekosistem kota kreatif.”

Dukungan lainnya datang dari Integrated Arts (IA) Fakultas Filsafat Unpar, tuan rumah.

Elaine VB Kustedja dan Tri Joko Her Riadi, keduanya pengajar di IA Unpar, mengatakan bahwa gelaran #patjarmerahXBRF sejalan dengan kegiatan MBKM Seni “ARTSPERIMENT: Dengung” yang juga tengah diselenggarakan di Unpar berbarengan dengan #patjarmerahXBRF.

“MKBM Seni ‘ARTSPERIMENT: Dengung’ diniatkan sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi tanpa terkurung oleh pengelompokan bidang ilmu. Yang justru harus banyak dilahirkan adalah interaksi, integrasi, dan kolaborasi. Di Integrated Arts Fakultas Filsafat Unpar, kami mengupayakannya dengan tetap menghidupi inklusivitas dan humanitas. Irisan nilai-nilai seperti inilah yang juga kami temukan dalam kerja-kerja patjarmerah di jagat literasi.”

Selama 10 hari, PatjarMerahXBRF akan diisi puluhan kegiatan, mulai dari lokakarya, diskusi, pemutaran film, taaruf buku, dan lain-lain. Beberapa pengisi acara pada kegiatan sarat kolaborasi ini antara lain Ahda Imran, Alexander Thian, Aliyuna Pratisti, Arbain Rambey, Atep Kurnia, Beni Satryo, Budi Warsito,  Darpan, Dicky Senda, Dhianita Kusuma Pertiwi, Feby Indirani, Hawe Setiawan, Irfan Hidayatullah, Ivan Lanin, Gandhi Eka (Supergunz), Jim Supangkat, , Kamal Ocon, Maradilla Syachridar, Marrysa Tunjung Sari, Ni Made Purnama, Papermoon Puppet Theatre, Puty Puar, Reda Gaudiamo, Sundea Salamatahari, Syahid Muhammad, Topik Mulyana, Yusi Avianto Pareanom, Zaky Yamani, Zulfa Nasrulloh, dan lain-lain.

Sedangkan beberapa komunitas yang dipastikan turut meramaikan kegiatan ini antara lain ASAS UPI, Asia Africa Reading Club (AARC), Braga Heritage, Cerita Bandung, CSWC, Forum Lingkar Pena, Klub Literasi Aminul Ummah, Manjing-manjang, Pasar Biru, dan lain-lain.

Info lengkap mengenai #patjarmerahXBRF dapat dilihat di akun Instagram @patjarmerah_id dan @bdgreadresfest.

KOMENTAR

Media untuk Berbagi Kajian dan Apresiasi.

You don't have permission to register