Fb. In. Tw.

Stadion GBLA Dibangun di Atas Danau Bandung Purba

Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) dibangun tepat di atas cekungan Danau Bandung Purba. Dengan kata lain, stadion ini berdiri di atas lahan yang labil. Lahan yang tanahnya mudah amblas.

Danau Bandung Purba itu sendiri merupakan bentukan yang prosesnya terjadinya ribuan tahun. Dimulai dari meletusnya Gunung Sunda. Pada jaman Holosen (kira-kira 11.000 tahun yang lalu) terbentuk kaldera yang menjadi Gunung Tangkuban Parahu. Gunung ini mengalami tiga kali erupsi besar.

Erupsi besar kedua dari Gunung Tangkuban Parahu, yang kemudian menjadi folklore (legenda) Sangkuriang yang, diperkirakan terjadi 6.000 tahun yang lalu. Muntahan dari erupsi besar kedua tersebut yang kemudian membentuk “Danau Bandung”. Orang-orang jaman baheula menyebutnya sebagai “Situ Hiang”.

Tanah eksisting areal stadion GBLA yang awalnya berupa sawah dengan material lempung lunak adalah sisa-sisa Danau Bandung Purba. Meski rekayasa teknologi konstruksi diterapkan dalam pembangunan stadion ini, keretakan tembok pernah terjadi pada tiga pintu masuk stadion.

Walaupun keretakan hanya terjadi pada tiga dari puluhan pintu masuk, namun apabila pihak yang berwenang tidak lekas beraksi, bisa jadi kerusakan bertambah. Apabila stadion ini diproyeksikan sebagai bagian kebanggaan masyarakat Bandung dan Jawa Barat, maka sudah selayaknya kondisi stadion yang sangat baru ini diawasi kondisinya.

Jika tidak ada aral merintang, pada pertengahan tahun 2015 (setelah pembangunan akses jalan menuju stadion selesai dikerjakan oleh pengembang) Persib Bandung akan segera menggunakan stadion baru yang dibangun oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan mendapatkan bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tersebut.

Stadion GBLA memiliki luas lanskap 16,9 Ha dan tapak stadion 5,2 Ha. Stadion ini berada di Desa Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Bandung. Berada di antara ruas Jalan Tol Cileunyi-Padalarang KM 151 dan jalan Bypass Soekarno-Hatta Bandung.

Stadion GBLA  didesain agar memiliki standar internasional. Rumput yang digunakan adalah rumpur dari jenis Zoysia Matrella (Linn) Merr. Jenis ini lebih dikenal dengan nama Manila Grass. Dalam standar yang dibuat oleh FIFA, rumput ini berada pada kelas yang pertama.

Selain lapangan sepakbola, stadion ini dilengkapi dengan kantor, trek atletik, sirkulasi, tribun beratap, big screen dan kursi merk Ferco yang tahan api.  Gedung stadion memiliki 4 lantai, dengan luas ruangan lebih dari 70.000 meter persegi. Di dalamnya, mushola dan toilet berjumlah 766 buah. Selain itu, ada juga ruang VVIP untuk kelas kepala negara, dengan kaca anti peluru dan landasan helikopter. Apabila dihitung secara keseluruhan dengan fasilitas pendukung lain, luas lahan stadion  dapat mencapai 40 hektar.

Stadion GBLA sudah pernah digunakan oleh tim Persib Bandung ketika merayakan ulang tahun kota Bandung. Saat itu Persib Bandung mampu menggulung sebuah tim yang terdiri dari para pemain liga Malaysia. Pada pertandingan tersebut bobotoh dapat secara langsung merasakan kemewahan stadion GBLA.

Di luar persoalan minor (keretakan pada bangunan) yang pernah terjadi, kemewahan stadion baru yang akan menjadi kebanggaan para bobotoh, juga dapat turut serta memajukan prestasi sepakbola Jawa Barat, khususnya prestasi Persib.

Semoga dengan berdirinya stadion baru ini, Persib dapat pula menggapai harapan yang lebih tinggi lagi, yaitu gelar juara di tingkat Asia. Para bobotoh meyakini bahwa Persib dapat mencapainya. Karena dalam sepak bola,—after in God—only in Persib we trust.[]

Sumber foto: Twitter/@GBLAstadium via @LalajoPersib

Post tags:

Kontributor tetap buruan.co. Senang mengamati isu-isu sains. Tinggal di Cimahi.

You don't have permission to register