Selamat Datang Langit Biru Borneo
Persib memang Pangeran Biru. Namun cita rasa biru yang lain, baru saya rasakan dari warna langit di Kalimantan Tengah.
Setelah musibah asap yang melanda seluruh wilayah Kalimantan Tengah usai, saya bisa kembali bisa berharap akan melihat warna biru yang dramatis dari langit Bumi Tambun Bungai (Tambun dan Bungai adalah nama pahlawan rakyat dari Gunung Mas, umpamanya kita menyebut Jakarta dengan Bumi Pitung Jiih).
Menikmati alam Kalimantan dengan cepat adalah dengan memandang kepada langit. Mengapa tidak menikmati tenangnya riak sungai yang berkelok-kelok sepanjang jalan? Alasannya sederhana, untuk seorang yang lahir-besar di tanah pasundan, kita terbiasa melihat sungai berair bening (jika beruntung, hehe…) dan hal ini tidak akan ditemukan di sini karena airnya keruh dari lahan gambut. Ini hanya masalah selera.
Salah satu pilihan waktu terbaik melihatnya adalah ketika matahari sedang di puncak terik musim hujan. Tempat terbaik melihatnya adalah di dermaga Danau Sembuluh, Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan. Sebuah Desa dengan rumah betang (rumah khas Dayak), balai basarah (tempat ibadah pemeluk Kaharingan), sapundu (totem borneo), sandung (tempat menyimpan belulang jenazah sanak famili), dan aktivitas masyarakat yang dahulu dikenal sebagai desa pembuat perahu.
Baiklah, mari menatap langit sembari ditemani dendang Pure Saturday “Langit Terbuka Luas Mengapa Tidak Pikiranku Pikiranmu”.[]