Puisi Dian Hartati
Gumuk Laut
…………kesedihan orang-orang pantai
#pantai depok yang landai#
aku menjejak gemuruh bumi
pasir-pasir menahan langkah
dan ingatan memaku pandangan
bunga kutebar
kelopak-kelopak menahan ombak
doa diurai
agar lonceng kematian tak lagi menakuti
di antara arah angin
aku berkejaran
berlari mencari istana
yang bergantungan di langit jingga
senja telah menyepuh hati
bagai laut bergelora penuh luka
perjalanan sampai di laut selatan
cemara udang menarik garis bumi
bau nelayan menolak cemas
dan perahu-perahu itu mengajakku berlayar
menyusup di antara kaki-kaki suar yang mengedip
ia tahu hatiku telah jadi karang
menolak cinta yang datang
#gelombang mengempas pasir#
pipiku diciumi bisikan-bisikan
cakrawala hampir hilang
tubuh dipagut sepi
di sepanjang perlintasan
aku mengenang yang jauh
satu nama telah tenggelam dideru suara
ini ritual untukmu
langkah menjadi berat
dan angan-angan membuka gerbang ingatan
aku membuka mata
khawatir kayuhan goyah dan kalah
sebelum menyeberang menuju pusat samudera
#musim kemarau dan musim hujan#
aku berlari menyusul rumput angin
yang kamu sebut jantran*
inilah kenangan yang tidak bisa berulang
sebab kamu tak ada
aku pun menjauhi pantai
meninggalkan sedu
menuju gumuk**
tempat bersandar
tubuh remuk
oh, matahari begitu awet melepas senja
masih memuja musim
kenangan yang kian menyublim
tak ada lagi sisa air mata
semua lunas
aku masih berusaha mencengkeram si rumput angin
tubuhnya yang tajam melukai hatiku
SudutBumi, 2014
Keterangan:
Jantran, memiliki nama latin spinifex. Anggota suku rumput-rumputan (poaceae) tahunan yang tumbuh di kawasan pantai bergumuk, terutama di Indonesia dan Australia. Berbentuk seperti landak, tetapi ringan. Nama lokalnya rumput lari atau rumput angin. Orang Jawa menyebutnya jantran, ketranan atau tikusan.
Gumuk: bukit pasir di tepi laut.