Fb. In. Tw.

Puisi Al-Fian Dippahatang

Melamarmu
Buat: Nur Ariva Siregar

1. Mappese-pese
Ada di dalam hatiku ibarat penajam. Pelajar yang ingin beroleh hati, sebab di pinggangku bakal
ada yang terapit. Tersembah demi menguarkan harapan menyebar sampai taplak meja bermotif
kerbau jantan yang sesering tersentuh debu memadai meramaikan rumahmu.

Warna yang muntah di ujung pedang. Berhasil tercabut dari kulit masa lalu.
Dan kian memiliki arah dan punya kesamaan di kau. Dari tanganku telah membubung ikrar.
Tabungan demi tabungan yang menyisahkan kisah miris yang nyaris tak tahu ke mana
akan mengantarku singgah di taman waktu, jika bukan kau yang punya daya menggetarkan jantungku.

2. Massuro
Juru bicara itu utusan yang jatuh dari benih langit yang melulusi ketulusan.
Menaruh lidah demi kata beroleh kita. Dari getas warisan pucuk waru, ialah waruga atas
aku mengikuti isyarat dan syarat atas kau yang memiliki pagar dan mesti kulewati tanpa niat
meloncat dari ketinggian yang kadang terlewati kerena desakan. Aku tak bakal melakukan hal bodoh itu.

Aku ada di hatimu, karena kau paham, hatimu yang memanggilnya.

3. Mappenre Dui
Persiapanku mampu tertunai. Asalnya, dari air waktu yang terperas keluar dari kulit yang tiap
hari mesti tersengat matahari. Demi apapun, aku meniati sebagian senangku tercurah.
Tertampung di balik sunyi yang mesti kuanggap kaulah penghenti segala resah dan pemberani
melepas ragu. Biarlah kau saja yang tahu, mengapa aku terenggut di jiwamu dan melesat di kau.

4. Mappetu Ada’
Hari menetes dari lengkung keningmu yang juga berbisik letih menunggu dari waktu ke waktu.
Kusimpan diri ini bekal—bakal mendirikan cerah di wajahmu. Hingga kini, terus kubenahi demi
siapnya hari menikam belati yang bertebaran di dada yang belum mampu menerima semua kesiapan.

Makassar, 2014

Catatan:
Empat prosesi yang mesti dilakukan lelaki Bugis untuk melamar perempuan.

Al-fian-Dippahatang

Post tags:

Rubrik Puisi Senin & Kamis buruan.co.

You don't have permission to register