Fb. In. Tw.

Duo Folk yang Sayang Dilewatkan

Tahun 2014 layak menjadi milik para pelantun lagu folk. Tak pelak, nama-nama seperti Payung Teduh, Deu Galih & Folks, Mr Sonjaya, Float, Dialog Dini Hari, dan sederet nama grup folk lainnya sering nongkrong di daftar putar lagu radio-radio atau jadi buruan tontonan sepanjang tahun 2014.

Tak hanya dalam formasi grup, para pelantun lagu folk pun banyak yang bertumbuh dengan formasi yang lebih ramping, duo misalnya. Maka, perkenankanlah dalam artikel ini, penulis membagi daftar duo folk yang sayang dilewatkan di penghujung tahun (menurut versi penulis pribadi tentunya) ini.

Teman Sebangku
Kesan yang selalu terpancar dari duo folk adalah kebersahajaan. Kesan itu pula yang melekat pada Teman Sebangku kala pertama kali mendengarkannya. Duo folk asal Kota Bandung yang digawangi oleh Doly Harahap (gitar) dan Sarita Rahmi Listya (vokal) ini mampu menghadirkan kesan ceria pada setiap lantunan lagu-lagunya.

Hal itu bermuara pada keunikan vokal Sarita yang lincah dan petikan gitar Doly yang memukau. Teman Sebangku baru menelurkan satu buah mini album dengan judul “Menari Bersama” yang dirilis pada tahun 2011. Sekilas, duo folk berpasangan seperti Teman Sebangku ini hampir memiliki kesamaan dalam warna dan komposisi permainannya.

Namun, hingga kini Teman Sebangku terus berjibaku mencari bentuknya yang khas agar memiliki perbedaan signifikan dengan duo folk lainnya di Indonesia.

Banda Neira
Jika senggang waktu, cobalah mampir sejenak ke blog Banda Neira. Di laman muka blog terpampang jelas, kolaborasi antara Ananda Badudu dan Rara Sekar ini tak lebih dari proyek iseng semata. Tapi jangan terkecoh, nada rendah hati tersebut tak berarti mencerminkan secara utuh keisengan yang benar-benar iseng. Buktinya, sepanjang tahun 2014 ini.

Banda Neira mampu bersanding dengan jajaran nama-nama besar grup musik lainnya dalam meramaikan pentas skena musik indie. Banda Neira memulai kiprahnya dengan merilis satu mini album “Di Paruh Waktu” pada tahun 2012 dan dilanjut dengan rilisan album penuh “Berjalan Lebih Jauh” pada tahun berikutnya.

Musik Banda Neira dikemas sangat sederhana. Dua suara vokal yang bersahutan, petikan gitar kopong, dan bunyi denting Xylopone. Tanpa harus bersusah payah menguras isi telinga untuk menikmati lirik-lirik mereka, lagu-lagu Banda Neira sangat cocok didengar kala hujan turun deras.

Rabu
Berbeda dengan Banda Neira dan Teman Sebangku, Rabu, duo folk asal Kota Pelajar (Yogyakarta) yang beranggotakan Wednes Mandra dan Judha Herdanta ini mengusung folk yang berwarna lebih gelap. Vokal berat yang mengayun sepanjang lagu dan lirik-lirik yang muram mampu jadi sirih utama Rabu.

Seperti wawancaranya dengan kanaltigapuluh, nama Rabu sendiri diambil dari salah satu nama anggotanya‒Wednes‒singkatan dari kata Wednesday yang berarti hari Rabu. Kebetulan sang vokalis lahir pada hari rabu, sehingga mereka memutuskan untuk menggunakan kata Rabu sebagai nama panggung duo folknya.

Pada Juni 2014, Rabu berhasil menggelar konser di tujuh tempat berbeda dengan mengusung tajuk “Renjana Tour”. Hingga saat ini, Rabu telah merilis tiga mini album dengan judul Semerbak Mewangi (2012), Kemarau, Bunda, dan Iblis (2012), dan Marani (2013).

Bagi Rabu, bermain di atas panggung seperti sebuah helatan kenduri, sehingga mereka berharap para penonton terbawa oleh suasana sakral. Perkara khusyuk dan tidaknya penonton meresapi lagu-lagu mereka, itu soal lain. Biar tahu semuram apakah musik mereka, silahkan untuk segera memburu lagu-lagunya yang bertebaran di mandala maya.

Stars and Rabbit
Pertama Kali melihat tingkah vokal Stars and Rabbit, tiba-tiba saja ingatan saya tertuju pada raut muka Jade Castrinos, vokalis Edward Sharpe and the Magnetic Zeros yang lincah kala melantunkan lagu-lagunya.

Di antara duo folk yang saya sebutkan sebelumnya, perhatian saya cukup terkuras oleh duo folk ini. Adalah Elda Suryani (vokal) dan Adi Widodo (gitar) yang dengan kenaifannya mampu menghidupkan warna folk yang sangat ceria dan lugu. Jika Adi memetik satu senar gitar, gestur Elda cepat menanggapinya dengan juluran tangan yang merajuk.

Tak bisa dipungkiri juga, mimik Elda sangat pintar memainkan perasaan penontonnya kala lirik-lirik lepas dari cengkraman mulutnya. Jika kita melongok ke Youtube, maka carilah lewat mesin pencarian konser yang dilakukan Stars and Rabbit di Deus (Bali). Niscaya, kita akan disuguhi pertunjukan yang sangat apik.

Lagu-lagu Stars and Rabbit didominasi oleh lirik berbahasa Inggris yang terinspirasi dari bincang-bincang malas di antara mereka. Selain pintar memikat penonton lewat gestur lincahnya, Elda pintar menulis lirik-lirik imajinatif. Duo folk asal Kota Yogyakarta ini saya rasa berhasil mengajak pendengarnya untuk meresapi hal-ihwal sahaja yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar duo folk ini bisa jadi komposisinya berbeda dengan pilihan teman-teman  yang kebetulan membaca artikel ini. Tidak ada aturan mutlak untuk menilai selera. Mana daftar putar lagumu yang tak boleh dilewatkan di tahun 2014? Yuk sama-sama rilis.[]

Sumber gambar: Teman Sebangku (Gigsplay.com), Banda Neira (wastedrockers.wordpress.com), Rabu (roi-radio.com), dan Stars & Rabbits (dailywhatnot.com)

Post tags:

Penulis lepas. Tertarik pada kajian musik, seni, dan perkotaan. Tinggal di Bandung.

You don't have permission to register